Langsung ke konten utama

Jangan Remehkan Amalan Sekecil Apupun



Ada banyak sekali amalan kecil yang sering kita remehkan, akan tetapi amalan kecil itu menjadi berlipat-lipat berubah menjadi amalan yang besar dikarenakan niat tulus dari pelakunya.

Seperti contohnya jika kalian melihat semut yang terpeleset dan jatuh ke air, maka angkat dan tolongkah semut itu. Ini suatu perbuatan yang terkesan sangat tidak penting namun barangkali itu bisa menjadi penyebab ampunanmu di akhirat kelak.

Jika kamu mendapati batu kecil di jalan yang mungkin bisa mengganggu jalannya kaum musllimin yang lain, maka singkirkanlah, barangkali itu bisa menjadi penyebab dimudahkannya salanmu menuju surganya Allah SWT.

Jika kamu menjumpai anak ayam yang terpisah dari rombongan keluarganya, maka ambil dan susulkan ia dengan induknya, semoga itu menjadi penyebab Allah mengumpulkan dirimu dan keluargamu di surga nanti.

Jika kau melihat seorang orang tua membutuhkan tumpangan, maka antarkanlah ia.. barangkali itu menjadi sebab kelancaran rezekimu di dunia

Jika engkau bukanlah seorang yang menguasai banyak ilmu agama, maka ajarkanlah alif ba’ ta’ kepada anak-anakmu. Setidaknya itu menjadu amal jariyah untukmu yang takkan terputus pahalanya meskipun engkau berada di alam kubur

Jika engkau tidak bisa berbuat kebaikan sama sekali, maka tahanlah tangan dan lisanmu dari menyakiti sesama makhluk hidup.

Jangan pernah meremehkan kebaikan sekecil apapun, bisa jadi seseorang itu masuk surga bukan karena puasa sunnahnya, bukan karena panjang shalat malamnya, tapi bisa jadi karena akhlak baiknya dan sabarnya ia ketika musibah datang melanda.
Rasulullah bersabda yang artinya “ jangan sekali-kali kamu meremehkan kebaikan sedikitpun meskipun (hanya)bertemu dengan saudaramu dalam keadaan tersenyum.” (HR. Muslim)
Jadi, marilah kita selalu berusaha dengan niat, pikiran, dan perilaku positif. Bersemangat meraih hasil terbaik serta saling mendoakan keberkahan. Aamiin...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebenarnya manakah yang benar antar "Kowe" dengan "Koe"?

Halo sobat! Makasih ya udah mampir ke FSNtimes, oh ya kali ini FSNtimes akan membahas tentang “Belajar Bahasa Jawa Yang Benar”. Kok bahasa jawa sih? Yo iyo, amarga kan aku wong jowo hihihi. Pada umumnya, Orang Jawa biasanya memanggil seseorang (kamu) dengan kata “kowé” atau “koe” ( yah walaupun ada lagi dengan bahasa yang lebih halus yaitu “Panjenengan dan Njenengan”. Tapi taukah kalian bahwa “Kowé” dan “Kamu”  itu memiliki arti yang berbeda? Berikut penjelasannya: Dalam kamus bahasa jawa “kowé” memiliki arti kamu. Sedangkan “koe” artinya adalah Anak lutung atau Anak Monyet. Nah jadi akhirnya yang benar adalah “Kowé” bukan “koe” jadi mulai dari sekarang kita harus berhati-hati dalam menulis dan mengucapkan kata “Kowé dan Koe” karena walaupun hanya beda satu huruf tapi akan membuat maknanya berbeda jauh. Dan kita juga bisa mendapat dosa lho karena jika kita menggunakan kata “koe” untuk memanggil nama orang, maka sama saja kita menghina atau menganggap orang itu adalah “Anak Lutu...

Berbakti Kepada Orang Tua - Ustadz Hanan Attaki

B erbakti kepada kedua Orang Tua FSNtimes  Ada satu hadist dari Rasulullah SAW tentang berbakti kepada orang tua ” Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya, Diluaskan Rezekinya, Hendaklah ia berbakti kepada orang tua. Dan menyambung silahturahim” Ternyata, Berbakti kepada orang tua itu adalah syarat untuk diberikan umur yang panjang. Arti umur yang panjang ada dua: yang pertama bisa bener-bener Allah tambah durasi waktu, yang kedua bisa berarti kehidupan kita itu akan sangat bahagia sepanjang hidup. Tidak ada yang sia-sia. Sehingga kalau kita merasa bahwa pekerjaan kita mulai banyak masalah, usaha-usaha kita mulai mengalami kerugian, lantas kita mencari-cari penyebabnya.   Kita evaluasi sekian banyak hal, Tapi jangan lupa, yang pertama harus kita evaluasi adalah kita evaluasi dulu hubungan kita dengan Allah SWT, kemudian evaluasi hubungan kita dengan orang tua. Oleh: Ustadz Tengku Hanan Attaki Twitter : @PemudaHijrah      ...

Kisah Seorang Lelaki Buta

💠 Renungan 💠 Kisah seorang lelaki buta 👤Syaikh Abdurrozaq (salah seorang pengajar di masjid Nabawi) -semoga Allah menjaga beliau- berkata : Aku pernah menjumpai di sebuah desa kecil (sebelah timur kota Madinah)  seutas tali yang (salah satu ujung tali tersebut) terikat di pintu sebuah rumah, dan ujung yang lain terikat di pintu sebuah masjid. Akupun bertanya, (kepada seorang penduduk di desa tersebut)  untuk apa tali ini? Ini rumah seorang yang sudah tua, dia buta, tidak ada seorangpun yang menuntunnya pergi sholat berjama'ah di masjid, dia memegangi tali tersebut, untuk bisa sampai ke masjid, dan ketika pulang ke rumah. 🌐[Diterjemahkan dari chanel telegram beliau, dengan penyesuain bahasa] Para pembaca, apa kita tidak malu dengan lelaki tua yang buta, namun dia masih bersemangat untuk sholat lima waktu dengan berjama'ah di masjid. Ayo, selagi mata kita bisa melihat, usia kita masih muda, gunakan sebaik mungkin untuk rutin dan istiqomah dalam sholat berjama'ah. 📝 Ustad...