Langsung ke konten utama

Anak Yatim yang sangat dermawan



Kisah Inspiratif #5

Anak Yatim yang sangat Dermawan


Suatu hari seseorang bertanya kepada Hatim Ath-Thoi, “Apakah engkau pernah bertemu dengan orang yang lebih dermawan darimu wahai Hatim?”
Hatim pun menjawab dan bercerita “Pernah, yakni seorang anak yatim di kota Thoi. Suatu hari aku berkunjung ke rumahnya, ia menjamuku dengan menyembelih seekor kambing yang ia miliki. Kambing  tersebut ia masak dan ia hidangkan kepadaku, dan salah satu hidangan yang paling aku nikmati adalah masakan otak kambing.
‘demi Allah, otak kambing ini sangat lezat’ ucapku kepadanya. Anak yatim tadi pun lantas keluar meninggalkanku.
Tak lama kemudian, ia menghidangkan sembilan masakan otak kambing lagi kepadaku.
Selesai makan, aku berjalan meninggalkan rumahnya. Namun aku terkejut karena kulihat disekitar rumahnya kulihat ada kubangan darah yang sangat banyak. Aku pun bertanya kepadanya apa yang sebenarnya terjadi, dan ia pun menjelaskan bahwa itu adalah darah semua kambing yang ia sembelih untuk menjamuku. Ternyata, ia menyembelih semua kambing yang ia miliki yaitu 10 ekor kambing.
Lantas akupun bertanya “ mengapa engkau sembelih seluruh kambing yang engkau miliki?”
“Subhanallah, kulihat engkau sangat menyukai otak kambing yang kuhidangkan, bagaimana mungkin aku tidak menghidangkan sisa-sisa otak kambing yang kumiliki kkepadamu. Jikalau tidak kuhidangkan otak kambing yang kumiliki, maka aku termasuk orang yang sangat kikir dan perbuatan itu sangat dibenci oleh Allah” jawab anak yatim tersebut

“Wahai Hatim, apa ganti yang engkau berikan kepada anak tersebut, yang telah menyembelih seluruh kambing yang ia miliki hanya untuk menyuguhkan otak kambing kepadamu?” tanya seseorang yang mendengar kisah ini kepada Hatim
“Aku memberikan kepadanya tiga ratus ekor unta dan lima ratus ekor kambing” jawab hatim
“jika demikian engkau lebih dermawan dari anak yatim itu” ujar orang tersebut
“Tidak, anak yatim itulah yang lebih dermawan karena ia telah memberikan semua kambing yang ia miliki kepadaku, sedangkan aku hanya memberikan sebagian kecil dari kekayaanku kepadanya meski jumlahnya lebih besar” jawab Hatim
Masyaa Allah
Dari buku “Manusia Langit” oleh Habib Novel bin Muhammad Alaydrus

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebenarnya manakah yang benar antar "Kowe" dengan "Koe"?

Halo sobat! Makasih ya udah mampir ke FSNtimes, oh ya kali ini FSNtimes akan membahas tentang “Belajar Bahasa Jawa Yang Benar”. Kok bahasa jawa sih? Yo iyo, amarga kan aku wong jowo hihihi. Pada umumnya, Orang Jawa biasanya memanggil seseorang (kamu) dengan kata “kowé” atau “koe” ( yah walaupun ada lagi dengan bahasa yang lebih halus yaitu “Panjenengan dan Njenengan”. Tapi taukah kalian bahwa “Kowé” dan “Kamu”  itu memiliki arti yang berbeda? Berikut penjelasannya: Dalam kamus bahasa jawa “kowé” memiliki arti kamu. Sedangkan “koe” artinya adalah Anak lutung atau Anak Monyet. Nah jadi akhirnya yang benar adalah “Kowé” bukan “koe” jadi mulai dari sekarang kita harus berhati-hati dalam menulis dan mengucapkan kata “Kowé dan Koe” karena walaupun hanya beda satu huruf tapi akan membuat maknanya berbeda jauh. Dan kita juga bisa mendapat dosa lho karena jika kita menggunakan kata “koe” untuk memanggil nama orang, maka sama saja kita menghina atau menganggap orang itu adalah “Anak Lutu...

Berbakti Kepada Orang Tua - Ustadz Hanan Attaki

B erbakti kepada kedua Orang Tua FSNtimes  Ada satu hadist dari Rasulullah SAW tentang berbakti kepada orang tua ” Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya, Diluaskan Rezekinya, Hendaklah ia berbakti kepada orang tua. Dan menyambung silahturahim” Ternyata, Berbakti kepada orang tua itu adalah syarat untuk diberikan umur yang panjang. Arti umur yang panjang ada dua: yang pertama bisa bener-bener Allah tambah durasi waktu, yang kedua bisa berarti kehidupan kita itu akan sangat bahagia sepanjang hidup. Tidak ada yang sia-sia. Sehingga kalau kita merasa bahwa pekerjaan kita mulai banyak masalah, usaha-usaha kita mulai mengalami kerugian, lantas kita mencari-cari penyebabnya.   Kita evaluasi sekian banyak hal, Tapi jangan lupa, yang pertama harus kita evaluasi adalah kita evaluasi dulu hubungan kita dengan Allah SWT, kemudian evaluasi hubungan kita dengan orang tua. Oleh: Ustadz Tengku Hanan Attaki Twitter : @PemudaHijrah      ...

Kisah Seorang Lelaki Buta

💠 Renungan 💠 Kisah seorang lelaki buta 👤Syaikh Abdurrozaq (salah seorang pengajar di masjid Nabawi) -semoga Allah menjaga beliau- berkata : Aku pernah menjumpai di sebuah desa kecil (sebelah timur kota Madinah)  seutas tali yang (salah satu ujung tali tersebut) terikat di pintu sebuah rumah, dan ujung yang lain terikat di pintu sebuah masjid. Akupun bertanya, (kepada seorang penduduk di desa tersebut)  untuk apa tali ini? Ini rumah seorang yang sudah tua, dia buta, tidak ada seorangpun yang menuntunnya pergi sholat berjama'ah di masjid, dia memegangi tali tersebut, untuk bisa sampai ke masjid, dan ketika pulang ke rumah. 🌐[Diterjemahkan dari chanel telegram beliau, dengan penyesuain bahasa] Para pembaca, apa kita tidak malu dengan lelaki tua yang buta, namun dia masih bersemangat untuk sholat lima waktu dengan berjama'ah di masjid. Ayo, selagi mata kita bisa melihat, usia kita masih muda, gunakan sebaik mungkin untuk rutin dan istiqomah dalam sholat berjama'ah. 📝 Ustad...