Langsung ke konten utama

Belajar dari Secangkir Kopi



Hiduplah seperti Filosofi Secangkir Kopi

 #Kisah Inspiratif

Suatu hari ada sebuah keluarga yang sedang bersantai menikmati kebersamaan. Lalu si ayah menyuruh anak kesayangannya untuk menyeduh kopi
Ayah      : Nak, tolong buatkan kopi dua gelas untuk kita berdua, tapi gulanya jangan kamu tuang dulu, bawa saja gulanya kemari beserta wadahnya
Anak      : Baik, ayah
Tidak berselang lama, anaknya sudah membawa dua gelas kopi yang masih hangat beserta gula dalam wadahnya
Ayah      : Cobalah kamu rasakan kopi tanpa gulamu nak, bagamainakah rasanya?
Anak      : Rasanya sangat pahit sekali ayah
Ayah      : Nah, sekarang coba tuangkan sesendok gula, aduklah lalu minumlah, bagaimana rasanya?
Anak      : Rasa pahitnya sudah mulai berkurang yah
Ayah      : Tuangkanlah sesendok gula lagi, minumlah, bagaimana rasanya?
Anak      : Rasa pahitnya sudah semakin berkurang yah
Ayah      : Tuangkanlah sesendok gula lagi, minumlah, bagaimana rasanya?
Anak      : Rasa manisnya sudah mulai muncul, namun rasa pahitnya masih lebih terasa
Ayah      : Tuangkanlah sesendok gula lagi, minumlah, bagaimana rasanya?
Anak      : Rasa pahitnya mulai tidak terasa, yang terasa rasa manisnya yah
Ayah      : Tuangkanlah sesendok gula lagi, minumlah, bagaimana rasanya?
Anak      : kopinya terasa sangat manis yah
Ayah      : Tuangkanlah sesendok gula lagi, minumlah, bagaimana rasanya?
Anak      : Rasanya terlalu manis yah, Rasa kopinya jadi tidak sedap. Lebih enak saat rasa pahit dan manisnya seimbang sama-sama terasa yah
Ayah      : Ketahuilah nak... pelajaran yang dapat kita ambil adalah Jika rasa pahit kopi ibarat kemiskinan, dan rasa manis gula ibarat kekayaan, lalu menurutmu kenikmatan hidup itu sebaiknya seperti apa?
Fsntimes. blogspot. co .id
Lalu sejenak sang anak terdiam, dan akhirnya menjawab
Anak      : Ayah, sekarang aku mengerti. Kenikmatan hidup dapat kita rasakan jika kita dapat merasakan hidup secukupnya, tidak berlebihan.
Ayah      : nah sekarang coba campurkan kopi yang sudah kamu campurkan gula dengan kopi yang belum kamu beri gula. Aduklah lalu tuang kedalam gelas besar, dan kita nikmati bersama
Lalu sang anak pun mengerjakan perintah ayahnya tersebut
Ayah      : Bagaimana rasanya?
Anak      : Rasanya lebih nikmat, yah
Ayah      : begitulah jika engkau memiliki kelebihan harta, akan terasa lebih nikmat bila engkau mau membaginya dengan orang2 yang kekurangan
Anak      : Terima kasih atas pelajaran ini ayah
Ayah      : Nah sekarang mari menikmati kopi bersama
Fsntimes. Blogspot. Co.id 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebenarnya manakah yang benar antar "Kowe" dengan "Koe"?

Halo sobat! Makasih ya udah mampir ke FSNtimes, oh ya kali ini FSNtimes akan membahas tentang “Belajar Bahasa Jawa Yang Benar”. Kok bahasa jawa sih? Yo iyo, amarga kan aku wong jowo hihihi. Pada umumnya, Orang Jawa biasanya memanggil seseorang (kamu) dengan kata “kowé” atau “koe” ( yah walaupun ada lagi dengan bahasa yang lebih halus yaitu “Panjenengan dan Njenengan”. Tapi taukah kalian bahwa “Kowé” dan “Kamu”  itu memiliki arti yang berbeda? Berikut penjelasannya: Dalam kamus bahasa jawa “kowé” memiliki arti kamu. Sedangkan “koe” artinya adalah Anak lutung atau Anak Monyet. Nah jadi akhirnya yang benar adalah “Kowé” bukan “koe” jadi mulai dari sekarang kita harus berhati-hati dalam menulis dan mengucapkan kata “Kowé dan Koe” karena walaupun hanya beda satu huruf tapi akan membuat maknanya berbeda jauh. Dan kita juga bisa mendapat dosa lho karena jika kita menggunakan kata “koe” untuk memanggil nama orang, maka sama saja kita menghina atau menganggap orang itu adalah “Anak Lutu...

Berbakti Kepada Orang Tua - Ustadz Hanan Attaki

B erbakti kepada kedua Orang Tua FSNtimes  Ada satu hadist dari Rasulullah SAW tentang berbakti kepada orang tua ” Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya, Diluaskan Rezekinya, Hendaklah ia berbakti kepada orang tua. Dan menyambung silahturahim” Ternyata, Berbakti kepada orang tua itu adalah syarat untuk diberikan umur yang panjang. Arti umur yang panjang ada dua: yang pertama bisa bener-bener Allah tambah durasi waktu, yang kedua bisa berarti kehidupan kita itu akan sangat bahagia sepanjang hidup. Tidak ada yang sia-sia. Sehingga kalau kita merasa bahwa pekerjaan kita mulai banyak masalah, usaha-usaha kita mulai mengalami kerugian, lantas kita mencari-cari penyebabnya.   Kita evaluasi sekian banyak hal, Tapi jangan lupa, yang pertama harus kita evaluasi adalah kita evaluasi dulu hubungan kita dengan Allah SWT, kemudian evaluasi hubungan kita dengan orang tua. Oleh: Ustadz Tengku Hanan Attaki Twitter : @PemudaHijrah      ...

Kisah Seorang Lelaki Buta

💠 Renungan 💠 Kisah seorang lelaki buta 👤Syaikh Abdurrozaq (salah seorang pengajar di masjid Nabawi) -semoga Allah menjaga beliau- berkata : Aku pernah menjumpai di sebuah desa kecil (sebelah timur kota Madinah)  seutas tali yang (salah satu ujung tali tersebut) terikat di pintu sebuah rumah, dan ujung yang lain terikat di pintu sebuah masjid. Akupun bertanya, (kepada seorang penduduk di desa tersebut)  untuk apa tali ini? Ini rumah seorang yang sudah tua, dia buta, tidak ada seorangpun yang menuntunnya pergi sholat berjama'ah di masjid, dia memegangi tali tersebut, untuk bisa sampai ke masjid, dan ketika pulang ke rumah. 🌐[Diterjemahkan dari chanel telegram beliau, dengan penyesuain bahasa] Para pembaca, apa kita tidak malu dengan lelaki tua yang buta, namun dia masih bersemangat untuk sholat lima waktu dengan berjama'ah di masjid. Ayo, selagi mata kita bisa melihat, usia kita masih muda, gunakan sebaik mungkin untuk rutin dan istiqomah dalam sholat berjama'ah. 📝 Ustad...