🍂Melupakan Atau Mengingat Dosa
Pemimpin para sufi, Imam Junaidi bercerita:
Suatu hari aku mengunjungi Sarî As-Saqathî yang saat itu sedang bermuram durja. Aku bertanya, 'Ada apa denganmu?'
'Seorang pemuda mendatangiku dan bertanya tentang Tobat, lalu kukatakan bahwa Tobat itu kamu tidak melupakan dosamu. Tapi ia tidak setujui dan berkata bahwa tobat itu adalah kamu melupakan dosamu,' kata Sarî As-Saqathî menceritakan ihwalnya.
'Kalau aku setuju dengan ucapan pemuda itu,' kataku.
'Bagaimana bisa demikian?!'
"Karena sesungguhnya ketika aku dalam keadaan yang tidak menyenangkan kemudian Allah merubahku menjadi berada keadaan yang menyenangkan, maka menyebut-nyebut hal yang tidak menyenangkan dalam kondisi yang menyenangkan tersebut adalah perbuatan yang tidak menyenangkan..,' jelasku Mendengar penjelasanku ini ia terdiam."
Lihatlah tak seorangpun mengenal siapa pemuda itu, tetapi ia memiliki pandangan hati dan pemikiran tentang Allah yang luar biasa. Ia memikirkan bagaimana seharusnya bersikap di hadapan Allah sementara yang lain sibuk memikirkan penampilannya di hadapan manusia.
📚Sumber ::
Abu Bakar Al-'Aththas bin Abdullah Al-Habsyi, Kunuzus Sa'adatil Abadiah Fil Anfasil 'Aliyyati Habasyiyyah, Al-Haramain singapura,Manuskrip Kalam Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi,Hal.193-195
_
Pemimpin para sufi, Imam Junaidi bercerita:
Suatu hari aku mengunjungi Sarî As-Saqathî yang saat itu sedang bermuram durja. Aku bertanya, 'Ada apa denganmu?'
'Seorang pemuda mendatangiku dan bertanya tentang Tobat, lalu kukatakan bahwa Tobat itu kamu tidak melupakan dosamu. Tapi ia tidak setujui dan berkata bahwa tobat itu adalah kamu melupakan dosamu,' kata Sarî As-Saqathî menceritakan ihwalnya.
'Kalau aku setuju dengan ucapan pemuda itu,' kataku.
'Bagaimana bisa demikian?!'
"Karena sesungguhnya ketika aku dalam keadaan yang tidak menyenangkan kemudian Allah merubahku menjadi berada keadaan yang menyenangkan, maka menyebut-nyebut hal yang tidak menyenangkan dalam kondisi yang menyenangkan tersebut adalah perbuatan yang tidak menyenangkan..,' jelasku Mendengar penjelasanku ini ia terdiam."
Lihatlah tak seorangpun mengenal siapa pemuda itu, tetapi ia memiliki pandangan hati dan pemikiran tentang Allah yang luar biasa. Ia memikirkan bagaimana seharusnya bersikap di hadapan Allah sementara yang lain sibuk memikirkan penampilannya di hadapan manusia.
📚Sumber ::
Abu Bakar Al-'Aththas bin Abdullah Al-Habsyi, Kunuzus Sa'adatil Abadiah Fil Anfasil 'Aliyyati Habasyiyyah, Al-Haramain singapura,Manuskrip Kalam Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi,Hal.193-195
_
Komentar
Posting Komentar