Sebuah kisah yang menimpa seorang ulama besar bernama Ibnu Jarir As-Suyuthi menyebutkan kisah dalam karyanya Tahdzir Al-Khawash min Akadzib Al-Qushash:
Salah seorang tukang kisah menetap di Baghdad, dia meriwayatkan sebuah tafsiran atas sebuah ayat Al-Qur'an:
Salah seorang tukang kisah menetap di Baghdad, dia meriwayatkan sebuah tafsiran atas sebuah ayat Al-Qur'an:
"Mudah-mudahan Rabb-Mu mengangkat kamu ketempat yang terpuji" (Q.S Al-Isra' [14]:79)Dalam tafsirannya, tukang kisah itu berkata bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi Wasallam duduk berhadapan dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang juga sedang duduk di Singgasana-Nya, sesampainya perkataan ini ke telinga Ibnu Jarir, beliau langsung mengingkari penafsiran seperti itu dan mengecamnya dengan keras sampai-sampai beliau menuliskan surat yang kemudian dia tempelkan didepan rumah tukang kisah tersebut, yang bunyinya:
"Maha suci Allah yang tidak mempunyai kekasih untuk berbagi dan tidak seorangpun yang bersanding bersama-Nya di Singgahsana-Nya"Akibat protes yang dilakukannya, beliau mendapat kemarahan dari orang-orang awam di Baghdad, sampai-sampai mereka melempari rumah Ibnu Jarir dengan bebatuan hingga beliau benar-benar merasa tersiksa atas gangguan mereka ini.
Dikutip dari: -As-Siba'i, As-Sunnah wa Makanatuhu Fi Tasyri Al-Islami, halaman 86 dan -Ensiklopedi Akhir Zaman, Dr Muhammad Ahmad Al-Mbayyadh, halaman 214 & 215
Komentar
Posting Komentar